Resensi Novel 00.00 Karya Ameylia Falensia
Identitas buku
Judul Buku:00.00
Penulis: Ameylia Falensia
Penerbit:PT Sembilan Cahaya Abadi
Kota Penerbit: Jakarta
Tahun penerbit:2021
Jumlah Halaman:278
Ukuran Buku:13×19cm
Kepengarangan
Nama lengkap Anugrah Ameylia Falensia,biasa dipanggil Amey atau cumi oleh pembacanya.Lahir di Makassar,tanggal 18 Mei 2002.Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,yang sangat suka hujan tapi gak mau kehujanan.
00.00 adalah novel kedua aku.sebelumnya,aku gak pernah berekspektasi bahwa tulisan yang nemenin aku dari awal 2021 sampai pertengahan 2021 bisa diterbitkan dan sampai ke tangan kalian semua.
Sinopsis
Lengkara mengusap kedua lengannya yang terasa ngilu karena embusan angin malam.Hawa dingin seolah menusuk kedalam tulang,apalagi ketika rintik hujan mengenai permukaan kulitnya.Rambutnya yang panjang terlihat lepek karena terkena cipratan air hujan.Tangan kirinya naik,menyisir rambut yang berantakan karena tadi sempat berlarian dari toko buku.Sementara tangan kanannya menggenggam ponsel yang baru saja ia nonaktifkan.
Terakhir gadis itu menghubungi sekala.Namun,
tak ada jawaban dari laki-laki itu.
Pada malam yang dingin itu,Lengkara berdiri sendirian didepan kafe yang sudah tutup dipinggir jalan.Matanya menatap kosong jalanan basah dihadapannya.Rintik hujan yang semakin deras membuat hawa disekitarnya semakin dingin.
Sudah setengah jam ia berdiri disana dan Sama sekali tak ada yang menjemput.Tubuh gadis itu mulai menggigil.Ia melirik jam tangan anti air dilengannya,sepuluh menit lagi waktu menunjukkan pukul 00.00.Ia menghela napas pelan.Embusan napas hangat bagai asap tipis keluar dari mulutnya.
Mata gadis itu kembali bergerily mencari transportasi apa yang kira-kira bisa ia gunakan untuk pulang.Matanya memicing begitu melihat sebuah taksi datang dari kejauhan diseberang jalan.Dengan segera, Gadis itu bergerak dari tempat itu dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk memanggil taksi itu.Lengkara menghela napas lega ketika taksi itu berhenti diseberang jalan.Ia tersenyum tipis dan menaikkan tudung hoodienya.
Ya,ia harus menyebrang.
Malam itu,tepat pukul 00.00,grup chat SMA Vandalas digemparkan oleh sebuah berita.
GRUP SMA VANDALAS
(Mumu,Dirzan,Adel,...)
Mumu: Gila ada kecelakaan Deket rumah gue
Dirzan:Tengah malam gini?
Adel: Kecelakaan gimana?
Mumu:Gue gak tau kronologisnya gimana,kakak gue yang liat pas jalan pulang tadi.
Masnaka:Di mana?
Mumu:Simpang empat depan kafe serein
Geo:serius Lo,njing?
Mumu:apa faedahnya gue bohong asu
Naila:Terus korbannya gimana?!
Masnaka tanpa sadar meremas ponsel ditangannya.Jantungnya berpacu sangat cepat.Tangan yang lain meremas kuat dadanya yang terasa sesak.
Ting!
Pesan yang masuk didalam grup sekolah membuatnya kembali fokus ke ponsel itu.Sebaris kalimat dari Mumu seakan membuat seluruh tubuhnya kehilangan kekuatan.Pandangannya kabur beberapa saat.
Korban cewek,rambut panjang warna hitam,
anak SMA,dilindas truk,mati ditempat.
"Shit!"
Masnaka segera berlari keluar rumah tanpa membawa apa-apa selain ponsel dan kunci mobilnya.Ia berkendara seperti orang yang kesetanan.Ia bahkan tak peduli dengan pengendara lain yang membunyikan klakson karena dirinya melaju ugal-ugalan ditengah hujan yang sangat deras itu.
"Kar...itu bukan Lo,kan?
Kita gak pernah dikasih kekuatan untuk melawan.kita terlalu kecil untuk semesta yang besar ini.kita terlalu lemah untuk dunia yang jahat ini.
Dunia terlalu abu-abu untuk Lengkara putri langit.Semua berdalih ingin melindungi gadis itu, meskipun pada akhirnya mereka saling menyakiti.Lengkara seolah hidup dalam terowongan hitam yang tak ada ujungnya.
Lengkara merasa,tidak ada lagi yang berdiri disampingnya.Ia sendirian mengahadapi kejamnya hidup.Keluarga, sahabat,bahkan sampai Masnaka kekasihnya satu per satu pergi dan meninggalkan gadis itu sendirian.Terlebih dengan kehadiran Nilam,adik tiri yang selalu mengusik kehidupan damainya.
Sampai akhirnya,Lengkara mencari cara lain untuk menemukan kebahagiaannya.Tepat pukul 00.00 ia memilih jalan hidup.Di antara kematian dan balas dendam, manakah jalan yang akan dipilih Lengkara?
TAMAT...
Terimakasih